Beban Berat Striker Muda Man United, Rasmus Hojlund Diserang Krisis Kepercayaan Diri
Lunasportdaily– Musim debut di Premier League selalu menjadi ujian berat bagi pemain muda, terlebih jika mengenakan seragam Manchester United klub dengan sejarah besar dan ekspektasi yang tak pernah surut. Rasmus Højlund, striker muda asal Denmark yang direkrut dengan harga mencapai £72 juta dari Atalanta pada musim panas 2023, tengah merasakan kerasnya dunia sepak bola Inggris. Di usia 21 tahun, Højlund dihadapkan pada tekanan besar dan kini tampaknya tengah digerogoti krisis kepercayaan diri yang memengaruhi performanya di lapangan.
Awal Menjanjikan di Liga Champions
Højlund sempat membuat para penggemar Setan Merah terpukau dengan performanya di Liga Champions awal musim ini. Ia mencetak lima gol dalam lima pertandingan, menampilkan ketajaman dan agresivitas yang membuatnya terlihat seperti pembelian cerdas. Namun, kiprahnya di Premier League tak berjalan semulus di Eropa. Butuh waktu cukup lama baginya untuk mencetak gol pertamanya di liga, dan sejauh ini jumlah golnya masih belum memenuhi ekspektasi publik Old Trafford.
Ketidakkonsistenan ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah Højlund masih terlalu muda untuk memikul beban sebagai penyerang utama Manchester United?
Tekanan sebagai ‘Solusi Instan’
Sejak kepergian Cristiano Ronaldo dan merosotnya performa Anthony Martial, United seperti kehilangan ujung tombak tajam. Kehadiran Højlund diproyeksikan sebagai jawaban atas krisis lini depan. Namun, menjadikan pemain muda sebagai tumpuan utama justru bisa menjadi bumerang. Banyak pihak menilai bahwa Erik ten Hag dan manajemen klub terlalu cepat memberi beban besar tanpa ada pemain senior yang bisa membimbing atau menjadi pelapis.
Højlund kini bermain dengan tekanan besar di pundaknya. Ekspektasi tinggi dari fans, kritik tajam dari media, serta kebutuhan klub akan hasil instan membuatnya sulit bermain lepas. Dalam beberapa laga terakhir, gestur tubuhnya mencerminkan kebingungan dan frustrasi. Ia terlihat lebih sering terisolasi di lini depan, jarang mendapat suplai bola ideal, dan kehilangan sentuhan percaya diri di depan gawang.
Masalah Bukan Sekadar Mental
Krisis kepercayaan diri memang menjadi sorotan utama, namun masalah Højlund tak hanya soal mental. Secara taktis, Manchester United masih belum bisa menciptakan sistem permainan yang mengakomodasi gaya bermain sang striker. Højlund adalah penyerang yang mengandalkan kecepatan, pergerakan diagonal, dan servis bola ke kotak penalti—namun United sering kali bermain terlalu lambat dan monoton, membuatnya terjebak dalam penjagaan ketat lawan.
Ketika seorang striker muda tidak mendapatkan dukungan sistem yang memadai, maka sulit baginya untuk berkembang. Perlu ada kolaborasi antara pelatih, lini tengah, dan pemain sayap untuk menghidupkan kembali ketajaman Højlund.
Butuh Perlindungan dan Pendamping
Sejumlah legenda United, seperti Gary Neville dan Wayne Rooney, menyatakan bahwa Højlund seharusnya tidak dibiarkan sendirian memikul tanggung jawab besar ini. Klub perlu memberikan perlindungan dengan menghadirkan striker berpengalaman yang bisa menjadi mentor sekaligus pesaing sehat. Selain itu, manajemen juga harus sabar—memberi waktu agar Højlund tumbuh tanpa tekanan yang menghancurkan.
Bukan hal aneh bagi pemain muda mengalami penurunan performa. Marcus Rashford, misalnya, juga pernah melalui fase serupa. Namun dengan dukungan yang tepat, ia berhasil bangkit dan menjadi pemain kunci. Hal serupa bisa terjadi pada Højlund—jika United mengelola situasi ini dengan bijak.
Masa Depan Masih Cerah
Meski tengah mengalami fase sulit, Højlund tetap memiliki potensi besar. Postur tubuh yang ideal, determinasi tinggi, dan kemampuan finishing-nya menunjukkan bahwa ia bisa menjadi striker top di masa depan. Namun, proses menuju ke sana membutuhkan waktu dan lingkungan yang suportif.
Beban menjadi striker utama di klub sebesar Manchester United memang bukan hal yang ringan—apalagi untuk pemain berusia awal 20-an. Tapi justru di sinilah karakter seorang pemain besar dibentuk. Jika Højlund mampu melewati badai ini, bukan tak mungkin ia akan tumbuh menjadi bintang besar yang kelak dikenang di Old Trafford.