Agen Tuduh Bayern Munchen Singkirkan Sadio Mane Lantaran Alasan Rasisme Bukan Sepak Bola
Bayern Munchen, salah satu klub sepak bola paling terkenal di Jerman, mendapat tuduhan keras dari agen mantan bintang mereka, Sadio Mane. Tuduhan ini menyatakan bahwa klub tersebut menyingkirkan Mane karena alasan rasisme dan bukan karena performa sepak bolanya. Klaim kontroversial ini menimbulkan perdebatan di dunia sepak bola.
Sadio Mane baru-baru ini menyelesaikan kepindahannya ke Al Nassr di Arab Saudi dengan biaya transfer senilai 34 juta pounds. Ini terjadi hanya dalam waktu setahun setelah dia bergabung dengan Bayern Munchen dari Liverpool, namun dia tidak mampu memenuhi harapan di klub Jerman tersebut dan hanya mencatatkan 12 gol.
Ketika pindah ke Bayern Munchen, Mane dikabarkan menerima gaji lebih dari 300.000 pounds per minggu, menjadikannya salah satu pemain dengan gaji tertinggi di klub. Awalnya, dia tampil baik di Bayern, tetapi cedera yang dialaminya sebelum Piala Dunia di Qatar mempengaruhi performanya.
Setelah kepergiannya dari klub Jerman, agen Sadio Mane menyatakan bahwa orang-orang di Bayern Munchen bersikap tidak adil terhadap kliennya dan menolak untuk menjualnya karena alasan sepak bola. Agen tersebut menyebutkan bahwa gaji tinggi yang diterima oleh Mane mengganggu orang-orang di klub dan bahwa mereka ingin menyingkirkannya.
Namun, manajemen Bayern Munchen dengan tegas membantah tuduhan rasisme tersebut. Klub Bavaria tersebut mengeluarkan pernyataan resmi yang menyatakan bahwa kontrak dengan Sadio Mane diakhiri dengan kesepakatan bersama dan tuduhan rasisme yang diajukan oleh agennya tidak memiliki dasar. Pelatih klub, Thomas Tuchel, juga tidak pernah memberitahu Mane bahwa dia tidak akan digunakan lagi.
Bayern Munchen mengakui Sadio Mane sebagai seorang pria dan pemain yang berharga. Mereka menyatakan bahwa tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelum tanda tangannya belum tercapai. Klub berharap yang terbaik bagi Mane di klub barunya, Al Nassr.
Bagi Sadio Mane, ini adalah akhir yang menyedihkan bagi karirnya di level atas sepak bola. Meskipun baru berusia 31 tahun, ia telah memainkan peran penting dalam kesuksesan Liverpool, termasuk mencetak gol kemenangan di fase akhir Liga Champions. Namun, sekarang ia bermain di liga yang standarnya tidak setinggi lima liga top Eropa, dan hal ini dapat mempengaruhi performanya.
Di Al Nassr, Sadio Mane akan menerima gaji sekitar £650.000, lebih dari dua kali lipat dari gajinya di Bayern Munchen. Meskipun begitu, ia masih dianggap sebagai salah satu pesepakbola Afrika terbaik sepanjang masa. Namun, karirnya di level atas sepak bola tampaknya telah mencapai akhir yang tidak diharapkan.
Tuduhan rasisme ini telah mengundang perdebatan di kalangan penggemar sepak bola dan industri olahraga. Banyak yang berharap agar isu ini dapat diselesaikan dengan bijaksana dan membawa perubahan positif bagi dunia sepak bola yang semakin beragam.